Senin, 08 September 2014

[Resensi#14] Be A Brilliant Writer : Belajar Menulis Secara Menyeluruh dengan Menyenangkan

Judul Buku          : Be a Brilliant Writer
Penulis                 : Afifah Afra
ISBN                      : 978-602-8277-41-9
Penerbit              : Gizone Books (Kelompok Penerbit Indiva Media Kreasi)
Ketebalan           : 272 halaman
Ukuran                 : 20,5 cm

Buku ini diawali dengan cerita penulis tentang latar belakangnya bahwa siapapun bisa menjadi penulis..bagaimana perjuangannya san jatuh bangnnya di awal-awal masa kepenulisan. Kemudian penulis juga menambahkan apa-apa saja yang harus ada pada penulis. Ditambah motivasi-motivasi lain ala Afifah Afra untuk menambah semangat siapapun pembaca yang memiliki keinginan untuk menjadi penilis. Baik untuk menambah wawasan san bagaimana memperkaya ide.

Secara umum, buku ini merupakan handbook yang baik bagi pemula. Di dalamnya, diperkenalkan berbagai jenis pembagian wacana, serta elemen-elemennya. Memperkenalkan diksi dan gaya bahasa serta bagaimana lokalitas dapa menjadi titik pijak perhatian penulis. Pembaca akan dipaparkan mengenai jenis-jenis teks seperti cerpen, novel, artikel, esai, berita,d an lain sebagainya lengkap dengan karakterisik, unsur-unsur, serta contoh teks yang mendukung agar pembaca dapat mengetahui contohnya secara langsung. Tak lupa setiap bagian diakhiri dengan kiat sukses yang membuat penulis berlatih.

Tak hanya soal menuliskan, buku ini juga membahas masalah publikasi karya dan kiat-kiatnya melalui media massa dan buku. Pembaca juga akan diperkenalkan dengan jenis-jenis royalti dan bagaimana internet memberi peran penting bagi penulis, baik untuk riset saat menulis, media publikasi, maupun promosi. Penuis juga semestinya akrab dengan blog yang dapat menjadi sarana publikasi karya murah meriah.

Buku karangan Afifah Afra ini sangat bagus untuk penulis pemula dan cocok bagi siapapun yang ingin menjadi penulis, tidak terbatas kisaran usia. Wawasan yang diberikan bersifat meluas dan lengkap membahas sedikit-sedikit namun cukup untuk menambah wawasan. Bahasa yang digunakan penulis merupakan bahasa yang komunikatif dan mudah dipahami sehingga pembaca tidak akan merasa bosan dalam membacanya.

Afifah Afra, sebagai penulis senior juga memberikan pengalamannya dalam kepenulisan, suatu contoh langsung yang diberikan sosok yang berpengalaman terhadap asam garam yang dilaluinya. Pengalaman biasanya lebih mudah dalam menguatkan pembaca dalam mengadopsi semangat juang yang dimiliki penulis.

Selamat membaca dan tersengat oleh seangat yang ditularkan buku ini!

[Resensi#14] Be A Brilliant Writer : Belajar Menulis Secara Menyeluruh dengan Menyenangkan

Judul Buku          : Be a Brilliant Writer
Penulis                 : Afifah Afra
ISBN                      : 978-602-8277-41-9
Penerbit              : Gizone Books (Kelompok Penerbit Indiva Media Kreasi)
Ketebalan           : 272 halaman
Ukuran                 : 20,5 cm

Buku ini diawali dengan cerita penulis tentang latar belakangnya bahwa siapapun bisa menjadi penulis..bagaimana perjuangannya san jatuh bangnnya di awal-awal masa kepenulisan. Kemudian penulis juga menambahkan apa-apa saja yang harus ada pada penulis. Ditambah motivasi-motivasi lain ala Afifah Afra untuk menambah semangat siapapun pembaca yang memiliki keinginan untuk menjadi penilis. Baik untuk menambah wawasan san bagaimana memperkaya ide.

Secara umum, buku ini merupakan handbook yang baik bagi pemula. Di dalamnya, diperkenalkan berbagai jenis pembagian wacana, serta elemen-elemennya. Memperkenalkan diksi dan gaya bahasa serta bagaimana lokalitas dapa menjadi titik pijak perhatian penulis. Pembaca akan dipaparkan mengenai jenis-jenis teks seperti cerpen, novel, artikel, esai, berita,d an lain sebagainya lengkap dengan karakterisik, unsur-unsur, serta contoh teks yang mendukung agar pembaca dapat mengetahui contohnya secara langsung. Tak lupa setiap bagian diakhiri dengan kiat sukses yang membuat penulis berlatih.

Tak hanya soal menuliskan, buku ini juga membahas masalah publikasi karya dan kiat-kiatnya melalui media massa dan buku. Pembaca juga akan diperkenalkan dengan jenis-jenis royalti dan bagaimana internet memberi peran penting bagi penulis, baik untuk riset saat menulis, media publikasi, maupun promosi. Penuis juga semestinya akrab dengan blog yang dapat menjadi sarana publikasi karya murah meriah.

Buku karangan Afifah Afra ini sangat bagus untuk penulis pemula dan cocok bagi siapapun yang ingin menjadi penulis, tidak terbatas kisaran usia. Wawasan yang diberikan bersifat meluas dan lengkap membahas sedikit-sedikit namun cukup untuk menambah wawasan. Bahasa yang digunakan penulis merupakan bahasa yang komunikatif dan mudah dipahami sehingga pembaca tidak akan merasa bosan dalam membacanya.

Afifah Afra, sebagai penulis senior juga memberikan pengalamannya dalam kepenulisan, suatu contoh langsung yang diberikan sosok yang berpengalaman terhadap asam garam yang dilaluinya. Pengalaman biasanya lebih mudah dalam menguatkan pembaca dalam mengadopsi semangat juang yang dimiliki penulis.

Selamat membaca dan tersengat oleh seangat yang ditularkan buku ini!

Sabtu, 06 September 2014

Menangkap Senja

Sejak dulu, aku tidak berniat menangkap senja untuk foto khusus pin kebanggan Gycen itu. Aku punya rencana lain yang justru tidak kesampaian liburan kemarin. Iya, liburan singkat kemarin.

Hingga beberapa hari lalu, ide itu ada. Saya ingin memfoto pin Gycen dengan latar belakang senja. Karena rencana awal udah nggak mungkin didapat di Jogja. Kabar dari adik kos, senja dari lantai paling atas alias lantai enam perpusat itu senja yang teramat indahnya. Sempurna warna perpaduan jingga dan lembayungnya. Ia beberapa kali ke sana dan melihatnya dengan jelas. Saya yang dioleh-olehi barang fotonya saja sudah mupeng pengen ke sana.

Hingga pagi Jumat lalu, saat saya agak terburu ke kampus dan memastikan bahwa pin Gycen serta kamera sudah masuk tas, saya bertanya pada adik kos itu jalan ke puncak perpusat demi matarahari terbenam.

Sayang seribu sayang, pintu menuju sana katanya sudah ditutup. Dan...saya malah dituduh galau karena mencari senja.

Satu lagi kesalahan, selepas Fuzzy yang melebihi pukul lima, saya malah terlalu lama ada di sekre. Seharusnya saya mencari spot bagus untuk menangkap senja. Dan mengabadikannya dalam lensa. Pulang-pulang, adzan sudah berkumandang.

Senja di atas gedung D3 Elektro sebenarnya indah. Tapi entah mengapa saya tidak suka suasana ramai di sekelilingnya. Saya galau, bingung, mau tangkap senja di mana?

Saya memutuskan ke perpusat dan hanya bisa sampai lantai empat. Langit tidak lagi jingga, hanya lembayung yang tersisa. Ah sudah, biarlah. Daripada tidak sama sekali. Toh foto ini sudah diniati sejak lama, meskipun dengan background yang berbeda kala niat iu terbersit.

Kamera lawas Ayah kurang bersahabat. Berkali memotret, hasil jepretan jadi dengan tangan menekan tombol berbeda beberapa detik. Goyang, tidak pas, kabur, ah....

Hingga akhirnya saya menyerah mungkin setelah jepretan ke dua puluh. Saya memutuskan pulang. Mengejar pukul tujuh sampai asrama. Berharap sampai di asrama ada gambar paling mending buat dikasih ke gycen hari ini :")


Selamat 5 tahun Gradiator, tetap solid dan menyenangkan :'D
Semoga bisa menebar kebermanfaatan lebih banyak lagi dari waktu ke waktu di muka bumi dan tetap menjadi generasi yang membanggakan almamater, agama, nusa dan bangsa. Aamiin :')
*foto diambil saat senja, karena senja adalah saat ketika hari semakin menua dan beranjak ke ujungnya, namun ia menjadi indah dilihat bahkan dinanti banyak orang, semoga kita, GYCENTIUM CREDAS DISORATOR pun begitu, ya :")
*satu lagi, semoga bisa kumpul full team lagi, ya :")
love you as always, love you to the moon and back :') 


Jumat, 05 September 2014

Halo, Sudah Lama Tidak Bercerita Ya?

Halo, sudah lama tidak bercerita ya. Ahaha, kadang aku bermonolog untuk pura-pura ciptakan dialog. Apa kabar kalian?

Kalian tahu, belakangan aku merasa sedikit tertekan. Aku merasakan kultur kiasu di sekitarku yang entah mengapa melebihi kultur kiasu di sekolah kita dulu. Mungkin sebenarnya tidak, hanya perasaanku saja yang berlebihan. Kalian apa kabar? Ajarin aku kiasu lagi dong. Sampai kapanpun kita nggak akan bisa menyimpan situasi ya?

Kalian tahu, belakangan aku jadi ingin cerita banyak, juga ingin tahu banyak cerita kalian. Tentang kebiasaan, anak-anak TPA yang kalian ajar sepulang kuliah, kumpul bareng di masing-masing regional, organisasi-organisasi yang kalian ikuti, apapun. Aku terlalu kepo, ya? Ahaha begitulah, aku mencintai detil yang tentu tidak semua orang suka. Mungkin kalian tahu itu. Maafkan kebiasaan ini, ya.

Kalian apa kabar? Masih suka puasa daud? Masih suka dhuha ke masjid di sela kuliah? Apa kampus kalian dekat masjid yang cukup besar? Atau mungkin kos-kosan kalian. Kudengar dari teman perempuan yang bahkan tidak satu sekolah dengan kita, tapi sekampus dengan kalian, kalian jadi jarang shalat fardhu ke Masjid. Dia tahu dari teman lain yang katanya sayang sekali dengan kalian. Kuharap kebiasaan-kebiasaan dulu masih tertanam di benak kita. Ah, ini tamparan keras buatku juga sih sebenarnya.

Kalian apa kabar? Masih suka begadang sampai malam? Aku disini lemah banget sama ngantuk. Belakangan aku ngantukan banget di kelas. Entah mengapa. Sekalipun masih jam-jam awal masuk kelas. Payah banget ya. Kalian mungkin nggak. Doain ya biar aku juga nggak ngantukan kayak kalian, hehe...

Kalian apa kabar? Bangga dan bahagia rasanya melihat kalian mulai bersinar dengan cara kalian sendiri. Kagum, juga senang. Kalau bisa rasanya pengen main dan ketemu deh. Terus denger cerita-cerita kalian yang banyak. Yang bikin kita nggak pengen melewatkan malam dengan sedetik pun mata terkejap.

Hei, masih ingat delivery? Masih ingat traktir-traktiran giliran yang harus delivery karena kita susah buat keluar asrama? Masih lah ya. Lama banget nggak kayak gitu lagi. Dunia kuliah jauh lebih bebas daripada pagar dijaga satpam itu.

Senang rasanya kalau lihat aktivitas kalian di dunia kalian yang sekarang. Kuliah, organisasi, dan hal lainnya. Aku melihat kalian banyak belajar dan berproses di dalamnya. Seru yah tentu di sana :") Hihi, tahukah kalian kadang mau nggak mau kalian bikin aku ciut juga loh. Makin merasa butiran debu, atau kalo kata salah seorang teman, kayak butiran jasjus *kenapa yah jasjus banget, ahaha.

Eh, tiba-tiba aku ingat segala ramai dan pojok sekolah itu. Ah kapan terakhir ke sana? Kalau aku November lalu. Terhitung baru kalau dibandingkan dengan kalian yang ada di Sumatera atau region Indonesia Timur. Kumpul yang banyakan terakhir Januari lalu. Ah, kapan ya bisa kumpul ramean lagi? Tapi yang lengkap. Bahkan masih banyak orang yang terakhir kali ketemu ya pas wisuda itu. Dan...kapan bisa memulai percakapan dengan baik dan lancar ya?

Kadang aku takut. Aku takut ingat dan aku sendirian. Meski kita nggak boleh terjebak masa lalu, tapi kadang kangen itu menyergap. Dan rasanya seneng aja kalau baca tulisan-tulisan kalian atau tiba-tiba ada yang sms kalau lagi kangen. Kangen kita bertemu pada doa, ya :")

Kalian kalau lagi banyak pikiran biasanya ngapain sekarang? Di dunia yang tanpa ada batas pagar asrama dan sekolah, banyak hal yang bisa dilakukan, bukan?

Sudahlah, sudah cukup larut sekarang. Aku berharap ada kesempatan di mana Allah mempertemukan kita pada satu titik berseratuslimabelas lagi. Tidak kurang siapapun. Nambah keluarga masing-masing boleh deh. Tapi seratuslimabelasnya lengkap ya *maksa.


nggak sengaja kebikin, tadinya bukan mau bikin ini, serius deh.
lantai dua rumah yang cat dan tangganya mirip gedung Z, 0.19 AM